Kotak Pencarian

Kamis, 10 Januari 2013

[Interview] B2C Bike to Campus Banjarmasin ; Mari Bersepeda ke Kampus!

Gerakan bersepeda dalam menyelamatkan lingkungan seperti mengurangi penggunaan bahan bakar dan polusi udara dengan menggunakan sepeda atau mobil pribadi ketempat kerja sudah banyak dilakukan komunitas pekerja maupun perusahaan di kota besar. Tidak hanya merambah kelingkungan komersil, gerakan bersepeda juga digalakkan di kalangan akademisi seperti kampus. Salah satu gerakan yang akan gw wawancarai disini adalah bike to campus Banjarmasin (B2C Banjarmasin).

Q : Sejak kapan ide ini membuat gerakan ini muncul?
B2C : Kalau bertanya kapan, mungkin jawabannya adalah pada saat akun twitter @biketocampusBJM dibikin yaitu 25 mei 2012.

Q : Apa yang menginspirasi kamu untuk memulai?
B2C : Inspirasinya sih gini, kan ceritanya tanggal 26 mei 2012 (sehari sebelum @biketocampusBJM dibikin) ada rencana memblokade jalur tongkang batubara di sungai Barito. Katanya, aksi itu sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah pusat yang dinilai tidak adil soal distribusi sumber energi, terutama BBM di Kalimantan. Di sini aku nekat, membuat akun @biketocampusBJM. Tujuan sih, sebagai "pesaing" org-org yg melakukan ataupun yg setuju dgn aksi itu. Lalu mengapa saya bikin akun itu? Sebagai org awam, menurut saya aksi itu tidak ada manfaatnya. Kenapa? Yaa kalo misalnya stok BBM menipis ataupun seperti dianaktirikan pembagian jatahnya, solusinya bukan seperti itu. Kan aksi itu tujuannya antara lain agar pemerintah pusat menambahkan stok BBM di Kalimantan yg sudah langka pada saat itu, nah singkatnya saya kurang setuju. Ketika kita memiliki masalah dengan ketersediaan, seharusnya kita mulai berpikir untuk mencoba mengubahnya. Contoh, ketika orangtua kita yg biasanya membiayai kita, tiba-tiba ga sanggup lagi. Misal karena pekerjaannya bangkrut. Mau ga mau kan kita sebagai anaknya berpikir untuk tidak lagi tergantung pada orangtua. Sama halnya tentang BBM di atas. Kalau ketersediaan BBM berkurang, cobalah berpikir bagaimana caranya untuk kita tidak bergantung kepada BBM lagi. Kalau stok BBM berkurang, masa kita maksa untuk ditambah? Itu sama saja memaksa orangtua kita yg bangkrut untuk bekerja lagi agar kita (sebagai anaknya) bisa makan enak lagi.


Diliput di Koran Kampus
Oh ya, selain alasan di atas, saya sebagai mahasiswa (yang cuma "kupu-kupu") sering merenung dan memperhatikan mahasiswa dan mahasiswi yang bersepeda ke kampus. Saya kagum aja. Ditahun di mana kendaraan bermotor adalah sebuah keperluan primer bagi sebagaian besar org, mereka bersepeda aja gitu ke kampus. Hal ini juga yg mendorong saya untuk bersepeda ke kampus. Aneh ya, org lain memilih bersepeda karna hobi lah, demi kesehatan lah, mengurangi polusi lah, saya malah (pada saat itu) karna iri dengan mahasiswa/i yg bersepeda ke kampus.

Kemacetan Banjarmasin yang mulai parah
Mall kapitalis!!!!

Dan juga, saya prihatin dengan keadaan kampus saya sendiri. Banyak kendaraan bermotor pribadi. Benar sih itu hak mereka, tapi lihat dampaknya... sekarang sering macet. Ya akibat pengguna kendaraan bermotor pribadi tuh.

Kumpul Sesekali

Q : Kalau kamu melihat, selain faktor polusi? Kenapa sih perlu pakai sepeda kekampus?
B2C : Selain faktor polusi, ya itu tadi. Sudah terlalu banyak kendaraan bermotor pribadi yang lalu lalang di kampus (terutama di kampus saya) dan di jalan raya. Sebagai mahasiswa (yang masih aktif) harus dong memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. Kan "maha". Gini loh, masa kita mengeluh macet sedangkan kita sendiri yang membuat kemacetan itu dengan cara mengendarai mobil sendirian, misalnya. Kita semua tahu, jalanan di Banjarmasin ini relatif sempit dan kecil, tapi jumlah pengendara kendaraan bermotor pribadinya seperti kota-kota besar yang memiliki jalan yang luas. Di sinilah seharusnya mahasiswa berperan untuk memberikan solusi bukan malah ikut-ikutan menciptakan permasalahan. Bagi yang rumah atau kosnya dekat dengan kampus, kalo ga mau jalan kaki, bersepeda boleh juga. Permasalahan timbul ketika mahasiswa merasa tempat kediamannya jauh dari kampus dia. Lalu dia berpendapat kalau mengendarai kendaraan bermotor pribadi adalah solusi terbaik. Ya apa boleh buat, pendapat itu umum sekali. Saya hanya bisa berkata, yang terpenting adalah niat. Punya niat untuk mengurangi kemacetan atau tidak? Punya niat untuk hemat pemakaian BBM atau tidak? Punya niat untuk mengurangi polusi udara atau tidak? Kalau tidak ada, maaf mungkin saya salah, tapi menurut saya Anda belum waktunya disebut mahasiswa. Beda ceritanya kalau belum. Kalau belum ada atau belum siap, maka saya menunggu momen-momen itu.

Lalu apakah cuma mahasiswa? Ya ga lah. Dosen juga. Dekan dan Rektor kalau bisa harus juga. Tapi kembali ke stigma org-org pada umumnya, "buat apa bersepeda ke kampus, mending naik motor lebih cepat, mending naik mobil ga kepanasan dan kehujanan". Ya sudahlah, jika sulit mengajak org lain, cobalah ajak diri sendiri dulu untuk dijadikan contoh bagi org lain.

Stiker Gratis :0


Q : Ekpektasi kamu dalam gerakan ini apa?

B2C : Jelas, harapannya agar semakin banyak mahasiswa (dan dosen) yang bukan cuma bersepedaan tiap malam-malam tertentu ataupun pas minggu pagi aja, tapi juga bersepeda ke kampus. Jangan gengsi bersepeda ke kampus. Dan yang lebih tingginya lagi, bukan cuma bersepeda ke kampus, tapi juga ke tempat lain. Tapi biasanya nih, yang bersepeda ke kampus, pasti juga bersepeda ke tempat lain. Biasanya..

Logo B2C

Q : Sudah ngelakuin apa aja nih?
B2C : Secara besarnya sih belum. Masih yang kecil-kecil. Seperti kampanye tentang bersepeda di media sosial. Ya tahu lah, keterbatasan jumlah mahasiswa yang mau ikut serta dalam gerakan ini. Oh ya, selain kampanye di media sosial, diri sendiri juga bisa jadi bahan kampanye. Karna secara tidak langsung, kita (yang bersepeda ke kampus) menjadi pusat perhatian. "wah ada mahasiswa yang bersepeda ke kampus. Keren tuh. Besok aku bersepeda ke kampus juga ah.." kepengennya sih gitu.
Pamflet :)

Q : Menurutmu gerakan ini positif dan efektif gak?
B2C : Kalo saya pribadi, jawabannya positif dan efektif. Ga tahu deh org lain. Kan beda-beda.
Kenapa positif? Karna jika kita bersepeda ke kampus, setidaknya kita makin sehat, hemat dan bisa menjadi contoh bagi mahasiswa lain yg belum bersepeda ke kampus.
Dan jika tujuan ini untuk mengurangi jumlah kendaraan bermotor di jalan raya dan mengurangi "kecanduan" kita terhadap BBM, yaa bersepeda ke kampus sangat efektif.

Interview di salah satu radio lokal
Q : Bagaimana menurutmu perilaku pengendara sepeda motor itu?
B2C : Ketika membicarakan pengendara sepeda motor, sama saja membicarakan prilaku manusia. Ada baik, ada jahat. Ada yang taat aturan lalu lintas, ada yang ga. Yaa relatif..

Q : Apa saja gebrakan kamu kalau ada kesempatan dan dukungan berbagai pihak khususnya pemerintah setempat.
B2C : Yang pertama, meminta pemko agar membuatkan fasilitas pendukung untuk pesepeda. Seperti, lajur sepeda (ga muluk-muluk, asal bisa dilalui seorang pesepeda, gapapa. Sadar kok, Banjarmasin kecil) dan parkir khusus sepeda (di kampus, sekolah, tempat kerja dan pusat keramaian). Selain itu, saya juga ingin di Banjarmasin ada tempat peminjaman sepeda. Biar ga ada alasan lagi ga bersepeda buat yang ga punya sepeda.
Kedua, meminta agar semakin banyak pohon-pohon ditanam. Hal ini penting karna alasan terlogis org-org yg enggan bersepeda karna merasa cuaca di Banjarmasin panas (biasanya gitu).
Terakhir, meminta agar tempat pelatihan menyetir mobil dicabut. Hehe

Q : Untuk memulai bersepeda, apa saja kendala yang muncul nantinya?
B2C : Awalnya pasti merasa capek, panas dan sejenisnya. Wajar. Apalagi yang baru pertama kali bersepeda (setelah sekian tahun, tidak). Selain itu juga akan kebingungan parkir sepeda yang aman di mana. Saya juga seperti itu awal-awal. Oh ya, dan pasti akan sering diklason oleh pengendara kendaraan bermotor. Anggap aja itu instrumen penyemangat bersepeda.

Q : Saran kamu untuk blog Qorisme?
B2C : Secara keseluruhan, bagus. Bingung juga mau menyarankan apa. Tapi yaa, paling sering-sering aja seperti ini. Mewawancarai org ataupun kelompok yang (mungkin) akan berpengaruh baik untuk Banjarmasin. :)

Np: Interview dilakukan via e-mail dengan admin Twitter B2C.