Kotak Pencarian

Sabtu, 03 Juli 2010

[Nostalgia] Andai Saya Mark Zuckenberg

Disebuah pondok pesantren terpencil, hiduplah seorang santri senior yang kelakuannya bagai kucing. Siangnya tidur, malamnya dihabiskan untuk begadang untuk ngalor-ngidul sama temannya. Setiap hari ia selalu kesekolah dengan menenteng kitab yang kelihatan baru *dengan catatan kitab itu tak ditulisinya*.


Pas waktu pelajaran, dia selalu berandai-andai kalau suatu saat nanti dia akan menjadi seorang Mark Zuckenberg selanjutnya, yang Cuma bikin situs untuk sekolahnya dengan domain facebook.com, lalu terkenal ia melejit kelangit karena buatannya dimanfaatkan penduduk dunia untuk mencari teman satu sekolahan.

Lalu, khayalannya pun berlanjut. Setelah sukses menciptakan situs seperti Facebook, ia pun mendadak kaya raya, ia pun berniat mengelilingi dunia dengan memutuskan menjadi seorang Backpacker yang posting setiap tempat yang disinggahinya. Lalu lagi, sosoknya dianggap Bill Gates selanjutnya. Ia menciptakan OS terbaru yang diciptakan dari bahasa program Qode yang dibuatnya sendiri. Os itupun mendunia dan menjadikan sistem operasi Windows jatuh kolaps karena penduduk dunia memakai Os Qode yang gratisan dan halal serta tanpa hang/bug/crash. 

Kembali kedunia nyata, saat Ustadz menjelaskan pelajaran, ia terbengong-bengong memikirkan nasib Blog ”Berapa banyak sudah komentar yang saya dapatkan.” 
“Qori, coba baca kitab kedepan!” Seru Ustadz Zen, Ustadz pelajaran ilmu nahwu. Rupanya beliau sudah selesai membacakan kitab. Nahwu = Matematika.

Lalu dengan langkah gontai, orang itupun maju kekelas dan membacakan materi kitab yang tidak dipahaminya sama sekali karena dari tadi sibuk berkhayal. Baru tiga baris membaca, Ustadz itupun berkata. “Udah, berdiri sana!!! Mengkhayal terus.” Ah...Andai saya Mark Zuckenberg tak tentu aku berdiri didepan kelas dengan ditertawakan teman-teman.

As posted in 10 Oktober 2009; yang saya ingat tulisan ini dicetak disurat kabar lokal.