Kotak Pencarian

Rabu, 05 Agustus 2015

[Pengalaman] Seni Memelihara Kucing Kampung

Bagi gw, kucing adalah perlambang dari simbol anarkisme karena hidup tanpa memimpin dan memimpin, berbeda dengan anjing yang bisa hidup bergerombol. Meskipun begitu, baik kucing liar atau peliharaan keduanya sama-sama berperilaku "pengemis" dan garong kalau kebutuhannya gak terpenuhi,. Tapi ya namanya juga binatang. Kalau mereka bisa menulis pasti mereka membahas perilaku manusia yang gak mereka pahami.


Waktu SD gw dulu gw pernah memungut anak kucing kampung karena kasihan terpisah dari induknya dijalanan, tapi karena saat itu gw gak tau gimana caranya melihara kucing, ditambah kelakuan sang anak kucing yang berak sembarangan. Ortu pun menyingkirkan kucing itu dari hadapan gw agar ia selamat. Kalau gw ingat, kucing yg gw pungut itu belum bisa makan sendiri soalnya. Sejak saat itu gw dilarang memelihara kucing sampai kelas 6, dan kemudian gak berlanjut karena gw masuk kepesantren. Saat SD dulu gw gak paham mencari uang, so yang memeihara sebenarnya nyokap gw dimana kadang beliau bawa sisa ikan dari pasar dan kemudian dicampur sama nasi untuk makanan kucing.

Fast forward sekarang, gw memelihara kucing kampung betina hampir dua tahun dengan nama Oliver. Anak dari Meli, kucing campuran persia dan kampung. Tapi karena Oliver gak kebagian ras ibunya, maka jadilah ia seorang kucing kampung generic yang bentuk wujud bulunya sering lu temui di warung-warung  makan dan juga pasar tradisional.

Disini gw mau sharing apa sih seninya memelihara kucing kampung, kenapa gak melihara binatang lain aja kayak ayam, burung, anjing dinosaurus atau naga sekalian, kan sama-sana binatang. Well, layaknya siang dan malam, agamais dan atheist, Windows dan Apple, ada dua jenis binatang yang sampai saat ini digemari umat manusia untuk dipelihara tanpa alasan khusus seperti apakah mereka bisa menghasilkan susu murni atau telur yang bisa digoreng? Dan kedua hal ini meski kadang bertentangan atau bisa di pelihara bersamaan, tetap saja ada beberapa orang suka terhadap satu jenis saja.

Karena gw gak punya anjing, maka hal yang dibahas disini adalah kucing. Gw sebenarnya juga pengen melihara anjing, tapi kasihan ntar kucing gw yang dulu pernah ngambek gak pulang kerumah karena gw dikasihin kucing persia. Bagi gw semua binatang sama saja, punya hak untuk hidup asal tidak mengganggu keselamatan dan lingkungan aja. Mau pelihara anjing atau kucing, tentu ada beberapa seni yang bisa pemiliknya pelajari tentang perilaku perilahaan mereka. Hal yang gw tulis disini bukan penelitian ilmiah, tapi murni pengalaman gw dengan kucing gw yang sekarang lagi hamil karena digangbang kucing segang. Hehe...

1. Memelihara kucing kampung perlu duit 

Yup, semenjak gw memahami bahwa kucing itu sebenarnya gak cocok makan nasi dicampur lauk tambah sambal kayak manusia. Maka gw pun membelikan makanan khusus kucing yang praktis. Cukup beli catfood tanpa merek sekitar 25rb perbulan. Udah cukup menghidupi kucing kalau mereka ngemis minta makanan. Kalau kalian pengen ngasih makanan bermerek, pertimbangkan dulu apakah mereka kucing kampung yang hedonis.
2. Meski terlihat cuek, mereka respek sama tuannya. 

Ini yang sering gw perhatikan, sekeras apapun gw mengajak kucing berbicara atau ngajarin ngomong kayak manusia, tetap saja mereka cuek, acuh, tak perduli dengan interaksi verbal terkecuali kita ngajarin mereka untuk menyebut kata tertentu (nama misalnya) dimana kucing yang sejak kecil dibiasakan dipanggil nama khusus akan mudah merespons pemiliknya dalam keadaan tertentu, misalnya diajak makan. So, jika kamu punya anak kucing biasakan panggil namanya supaya dia bisa mengenali suara sang pemilik.

3. Kucing merupakan obat stress hidup yang ampuh.

Ingin mengurangi stress, pandangi saja kucing, dan kemudian berpikirlah. Mereka adalah makhluk yang tenang, santai dan tidak dikejar apapun maupun memiliki apapun. Yang mereka pikirkan makan dan beranak sejak dari dulu, dan sampai saat ini belum pernah kita melihat kucing membuat partai politik atau memiliki profesi bergaji rendah... ditambah lagi, sampai saat ini gw belum pernah melihat kucing pergi kuliah. So, jadi mereka tak pernah stress. Bagian seriusnya, kadang kalau gelisah, gw mandangin kucing yang lagi santai dan juga ajak bermain (bermain keras!!!)

Tampang anti stress...


4. Kucing kampung bisa dididik.

Tidak hanya masalah makan, kucing bisa kita didik untuk menghormati aturan rumah. Ketika berak, kucing bisa menentukan tempatnya sendiri. Hebatnya kucing kampung, mereka bisa berak ke jamban kalau dilatih. Tidak perlu pasir kucing, bisa juga mereka mencari tempat sendiri diluar rumah.

5. Tidak hanya pelengkap rumah, tapi juga penyambut tamu.

Mungkin inilah salah satu kelebihan kucing gw, dia adalah pencuri pencuri perhatian setiap tamu yang datang kerumah. Ia akan mendatangi tamu dan minta dipangku ooleh mereka setiap gw bicara sama tamu, kadang kalau tamunya suka sama kucing, ia menjadi sosok yang bisa menghangatkan suasana.

Sang Penjaga Kamar..

6. Jangka hidup yang panjang.

Meski kehidupan kucing kampung selalu liar, banyak yang menganggap kucing kampung mempunyai usia yang pendek ketimbang kucing lain. Hal itu benar adanya, kemungkinan termakan racun, ketabrak, berkelahi atau kecelakaan lainnya bisa terjadi. Tetapi jika kamu bisa menjaga dan mendidiknya untuk tidak terlalu liar (pelihara saja kucing betina), usia kucing bisa lebih panjang.

7. Sering mandi tepi susah dimandikan.

Kucing adalah makhluk yang higinis, suka kebersihan dan rapih, berbeda dengan gw yang penampilannya urak-urakan. Meskipun rapih, kalau tidak mandi ya sama aja. Kucing gw terbilang tipikal kucing yang susah dimandikan, berbeda dengan kucing persia dan ras lainnya. Memandikan kucing kampung memerlukan skill keberanian dan kegesitan untuk menghindari serangan balik dari kucing yang meronta-ronta untuk berhenti dimandikan. Dari pengalaman gw, selama kucing yang kita pelihara tidak liar dan sudah jinak. Dia tidak akan berani untuk mencakar apalagi menggigit, paling banter kena gores kukunya kalau gak dipotong.
8. Berbicara sesuai kebutuhan.

Jika anda dikutuk menjadi kucing, maka siap-siaplah berbicara sesuai tinggi nada. Kucing sangat hemat bicara, mengeong kalau dibutuhkan. Selait mengeram dan menjerit nafsu pas kawin, gaya bicara kucing ketika bertengkar tergantung berapa tinggi nada dan suara yang mereka sampaikan terhadap lawannya. Jika lapar, dia akan mengeong layaknya seperti bayi yang ingin minta makan. Katanya sih, nada suara kucing mirip sama kayak bayi sehingga siapapun manusia mendengar menjadi iba dengannya, atau malah terganggu.. hehe..

Oliver; The Cat. Foto diambil 19 Agustus 2012

9. Tak pernah membosankan.

Dengan wujudnya imut dan mempunyai wajah yang pengen selalu minta remas. Kucing tidak pernah menjadi peliharaan yang membosankan. Zaman dulu, orang mesir menyembah-nyembah kucing dan melukiskannya pada artifak sejarah mereka, sekarang di zaman Internet orang akan memandangi layar untuk menyaksikan tingkah laku kucing atau foto wajah mereka yang sangat mistis, why... karena kemungkinan dulu mereka mempelajari ilmu pelet..
10.Pengalaman pembaca...

Disini gw serahkan kepada pengalaman pembaca aja, siapa tau punya pandangan tersendiri ya...
Poin kesepuluh, gw serahkan kepemba