Kotak Pencarian

Selasa, 07 Juli 2015

[Pendapat] Sekali Lagi tentang Atheisme Internet

 Ketika gw melihat traffic blog ini gw menemukan bahwa salah satu posting lama gw tentang diskusi gw dengan seorang atheist di Omegle dibaca oleh netter melalui search engine. Gw rasa mungkin sebagian orang yang membaca pengalaman gw tersebut pernah menemukan pengalaman yang sama atau mungkin penasaran dengan hal-hal yang berhubungan dengan atheisme yang mereka temukan di berbagai platform Internet seperti sosial media, website forum atau mungkin chatting dengan kenalan seseorang yang atheist. 


Bagi yang sering mengikuti diskusi atheisme dan agama di sosial media mungkin pernah mendengar situs seperti Faith Freedom Indonesia dimana kontennya mengakibatkan bahwa orang mengira bahwa atheist itu terlalu membenci agama tertentu, khususnya Islam. Secara pribadi, dulu mungkin gw terlalu dogmatis memandang agama dan juga orang yang tidak mempunyai agama, terlalu berprasangka dan menjustifikasi bahwa mereka adalah sekumpulan orang yang merasa pintar dari sebuah perangkat bernama agama yang di ciptakan oleh zat bernama Tuhan dimana kemudian mereka tidak mempercayai semua konsep tersebut dan kemudian cenderung menjelek-jelekan ajaran lamanya atau simple menganggap agama itu adalah sebuah delusi dan mengekang kebebasan berpikir manusia. 

Setelah memperhatikan perilaku penganut atheist di Internet dengan bergabung di forum lokal, website luar dan juga berteman dengan atheist (real life dan sosial media) gw menarik kesimpulan sendiri. 

Pertama: istilah atheist bisa disandingkan dengan ex-theist karena kebanyakan mereka dulunya menganut agama tertentu dan mempunyai alasan tersendiri (baik logis atau ikut-ikutan biar di sebut edgy,lel) meninggalkan ajaran agamanya. Selebihnya ada yang menjadi agnostic dan gnostic dimana mengambil jalan tengah bahwa Tuhan itu ada namun tak memilih untuk menganut sebuah agama dan beranggapan agama itu sebenarnya adalah produk budaya. 

Kedua: Kalau atheist tidak percaya surga neraka dosa pahala, bagaimana mereka bisa menjadi orang baik? Sederhana, gw menyarankan kamu untuk belajar filsafat untuk menemukan jawabannya. Kata kuncinya; apa moralitas dan etika kaum atheist? 

Ketiga : Orang Islam beribadah di mesjid, Kristen beribadah di Gereja, Hindu di Pura lalu bagaimana dengan ibadah kaum atheist? Liat gambar dibawah: Gambar diatas bisa sepenuhnya benar, satu hal yang gw tangkap media Internet merupakan media bebas dimana orang bisa berpendapat apa saja, so tulisan ini murni pendapat. 

U mad, m8?

Keempat: Kebanyakan atheist juga banyak yang menyamar loh, tanpa mengurangi kepada tuan Atheist yang baik hati dan rajin membayar tagihan internetnya tiap bulan tepat waktu. Sebagian atheist datang dari agama tertentu dan menjelekkan agama tertentu, dan tentunya mereka punya agenda tersendiri. Its a bait (umpan) buat kamu yang terlalu menggeneralisir kaum atheist merupakan sosok yang religious blasphemer while they butthurt and tip their fedoras. Di website luar, atheist sering diidentikan dengan seseorang yang memakai topi fedora karena mereka menganggap bahwa mereka adalah kaum yang tercerahkan seperti gambar di bawah, lel: 

We better than you.. lel
Kelima: Ingin memahami atheist tanpa menjadi seorang yang judgemental prick? Ini saran gw, jangan habiskan waktumu berdebat di forum-forum karena pada dasarnya tiap member menyembunyikan identitas masing-masing dan sebenarnya jauh dari esensi untuk saling memberikan pemahaman tapi hanya berkisar pada pemenuhan ego masing-masing. Gw sendiri berteman disosial media yang mempunyai pandangan bijak tentang atheisme dan ya karena gw kenal secara pribadi, mereka mempunyai pandangan yang memberikan kesempatan buat kaum agamais untuk membuka cakrawala berpikir lebih luas. Karena katanya orang atheist pun sama saja dengan kaum agamais yang mempunyai cela dalam tiap peradaban dan ruang sejarah kemanusiaan. Apalagi yang masih terjebak pada dogma-dogma, karena atheisme itu sudah menjadi simbol dan ajaran yang modelnya sama aja kayak agama.

Terakhir, jangan pernah membawa dogma-dogma agama kalian kalau tak ingin ditertawakan atau disebut sebagai kaum bigot yang hanya bersandar pada teks kitab suci, pelajari sains dan ilmu retorika dan seni berdiskusi. Gw sangat menyarankan pembaca tulisan ini untuk menyumbangkan pengalaman dan idenya melalui kolom komentar. Terima-kasih. 

Wow, such post...

p.s: gw bukan agamais nor atheist, dan ofcourse...atheist disini adalah kelakuan atheist Indonesia yah..