Kotak Pencarian

Kamis, 05 Agustus 2010

[Pengalaman] Bekal dari Alam Kubur

Diketika saya larut dalam bacaan dalam Al-Qur’an didepan makam pendiri Ponpes K.H M. Tsani, sebuah pertanyaan yang “berani” muncul dibenak saya. “Apa benar alam kubur dan akhirat itu memang ada?” Sebuah pertanyaan itu mengacak-acak  ruang pikiran antara Iman dan logika saya, sebagai orang yang beriman, memang sepatutnya saya mempercayai hal-hal yang ghaib seperti akhirat. Namun ketika logika memaksa bahwa itu hanya sebuah rekaan manusia saja. Saya berpikir keras untuh mematahkan anggapan logika tersebut.


Masih larut dalam keadaan membaca Al-Qur’an, pikiran saya mulai mempertanyakan “Untuk apa saya mengaji ini, apakah yang saya lakukan ini adalah sebuah pekerjaan baik yang akan saya petik diakhirat nanti?” Lama saya untuk mencari jawaban atas apa yang logika saya pertanyakan. Dan sebuah ilham pun muncul, Allah memberikan sebuah inspirasi dan perumpamaan melalui nurani saya. “Tentu saja, pekerjaan kamu itu bakal menjadi bekal diakhirat nanti!” Ilham inilah yang memacu logika dan Iman saya untuk bertemu dan mengakurkan keduanya.

Bekal, dalam mengarungi kehidupan ini kita memerlukan bekal untuk mempertahankan hidup untuk menetapkan keeksisan kita sebagai manusia didunia. Tanpa bekal, manusia memang takkan bisa apa-apa. Berbekal ilmu, berbekal harta. Dan memang seperti itulah kehidupan manusia. Lalu bagaimana mempersiapkan bekal menuju kematian yang kata agama ada kehidupan setelahnya. Tentu saja diciptakanlah amal baik dan buruk sebagai bekal. Orang berbuat baik tentu akan mendapat balasan begitu juga sebaliknya.

Terpikirlah apa yang sudah saya lakukan akan menjadi bekal yang akan mendapat ganjaran dialam kubur dan akhirat nanti. “Hidup didunia ini saja perlu bekal, kenapa untuk mempersiapkan kematian diakhirat dan alam kubur saja dipikiranmu muncul pertanyaan seperti itu?!.” Dan Iman dan Logika pun membentak saya.

As posted in 2009 -